Ubah dan lawan yuk stigma negatif tentang Mental Illness
"Ih kok dia ngomong sendiri sih, gila nih orang jangan-jangan"
"Tau gak sih dia itu lagi depresi, jangan deket-deket sama dia"
"Dia kena bipolar tau, gangguan mental. Kamu jangan deket-deket dia ya jauhin aja"
Pernah denger kata-kata seperti ini nggak sih? Masih banyak lho masyarakat kita yang sering mengutarakan kata-kata tersebut terhadap penderita mental illness. Itu semua karena masyarakat kita masih menganggap tabu tentang mental illness dan cenderung meremehkan. Padahal kata-kata seperti ini bisa membuat penderitanya semakin down dan menghalangi kesembuhan mereka lhoo bahkan bisa pula memperburuk kondisi kejiwaan mereka. Lalu bagaimana kita menyikapi dan melawan stigma tersebut???
sumber gambar : (www.whiteboardjournal.com)
Mental illnes mulai banyak menyerang sebagian masyarakat Indonesia khusunya bagi para kaum mudanya. Namun sayangnya isu terkait mental illness di Indonesia masih sering dianggap remeh, bahkan masih menjadi suatu hal yang tabu. Stigma negatif tentang penderita mental illness terus berkembang dalam masyarakat. Banyak orang yang menganggap bahwa penderita gangguan ini adalah orang aneh, orang berpenyakit yang harus dihindari. Banyak pula yang beranggapan bahwa penderita mental illness ini adalah orang-orang yang jauh dari Tuhan. Padahal kenyataannya, iman seseorang, profesi seseorang, jabatan seseorang atau yang lainnya tidak ada hubungannya dengan iya atau tidaknya seseorang menderita gangguan mental. Mental illness dapat menyerang siapapun, tanpa pandang bulu.
Masyarakat sekarang masih banyak yang memandang negatif para survivor mental illness. Mereka dipandang sebelah mata, dihindari, tanpa mau memberi support. Para survivior mental illness ini bukanlah orang yang harus dihindari, mereka membutuhkan support penuh dari orang-orang sekitarnya untuk berjuang agar bisa sembuh. Namun kenyataannya, dalam banyak kasus para penyintas mental illness ini justru mendapat perlakuan yang kurang baik dari masyarakat yang membuat mentalnya semakin down dan membuat mereka semakin sulit untuk sembuh.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengubah dan melawan stigma tersebut?
Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mengubah atau menghilangkan serta melawan stigma-stigma negatif yang terus berkembang dalam masyarakat. Mari kita bahas satu per satu...
Menghilangkan stigma negatif tentang mental illness
1. Bekali dirimu dengan sumber informasi yang valid
Pembekalan terkait penyakit mental penting untuk dilakukan. Hal ini akan sangat memudahkan kamu dalam membantu orang-orang disekitarmu yang mungkin saja sedang berjuan melawan mental illness. Lakukan pula edukasi terhadap dirimu tentang mental illness, karena dengan begitu tanpa disadari stigma tersebut akan hilang dengan sendirinya dari pikiranmu
2. Sadari kata-kata yang kamu ucapkan
Bijaksanalah saat kamu berhubungan dengan yang memiliki penyakit mental. Perhatikan pula kata-kata yang kamu gunakan saat berkomunikasi dengan mereka agar mereka tidak merasa sakit hati ataupun tersinggung dengan kata-kata yang kamu ucapkan
3. Tunjukkan kepedulianmu terhadap mereka
Jangan pernah jauhi mereka, dengarkan keluh kesahnya, pahami kondisinya. Menghindari bahkan menjauhi mereka justru akan membuat stigma negatif terus tertanam dalam dirimu. Tingkatkan empatimu pada mereka, dan tunjukkan rasa pedulimu terhadap mereka sehingga merekapun semakin memiliki semangat untuk sembuh
Cara yang bisa kamu lakukan untuk melawan stigma yang ada dalam masyarakat
1. Cobalah untuk lebih terbuka tentang kondisi kesehatan jiwa
2. Edukasi dirimu dan juga orang lain
3. Tunjukkan empatimu terhadap mereka yang sedang mengalami gangguan
4. Berhenti memandang sebelah mata dan mengejak mereka
5. Jangan simpan stigma-diri
Yuk, mulai ubah stigma awam tentang bahayanya penderita mental illness. Mari dukung dan rangkul mereka dalam menghadapi serta melawan penyakitnya😊
Haii kak, suka banget dengan pembahasannya. Saya setuju sekali kak karena zaman sekarang kita harus lebih care terhadap mental illness, yang dimana kita harus lebih belajar menghargai orang lain. Dimana dari semua omangan atau perbuatan harus dijaga, memberi bekal pengetahuan mengenai mental illness itu ya kak yang perlu ditancapkan pada masyarakat. Hmm seneng banget, terima kasih kak informasinya
BalasHapusPembahasannya sangat menarik. Jujur aku kadang sering banget omong sendiri. Teriak teriak sendiri. Ketawa ketawa sendiri. Sampe d bilang gila sama mama aku. Padahal aku merasa waras aja. Akukan cuma kesepian. Pengen menghibur diri. kadang juga mikir kenapa hidup gini banget ya. Orang juga suka bicara seenaknya. Tapi emang ngontrol mouth itu susah sih. butuh latihan seumur hidup agar mulut kita lebih berhati hati agar tidak menyakiti hati orang lain. Suka banget sama bahasan ini. DItunggu next postingannya
BalasHapusIya bener banget. Kadang orang ngga bisa jaga omongan dan malah nyakitin perasaan orang lain. Tapi mungkin saya sendiri pun terkadang tidak sadar kalau ucapan saya menyakiti. Saya sih berharap ditegur supaya saya tidak melakukannya lagi. Semangat ya mbak feriana
Hapussabar kak hehehe semangat
HapusWaahhh keren informasinya... aku setuju banget ini kadang kita itu tanpa sadar melontarkan kata2 yg sebenarnya tidak bisa diterima oleh mereka, karena itu sangat berpengaruh sekali terhadap kesehatan mental masing2 individu.. terima kasih min sudah memberi tips untuk melawan stigma masyarakat.. semangat terus min
BalasHapusHallo min. Saya mau sedikit cerita. Saya punya teman. Teman saya depresi karena beberapa hal. Dia sempat ingin bunuh diri. Dia pun sempat melukai dirinya dengan cutter. Saya sebagai temannya bingung apa yg harus dilakukan. Ada juga teman saya yg lain sering melukai diri dengan barang tajam. Sampai sampai badannya dan muka banyak bekas sayatan. Mungkin next bisa update mengenai bagaimana menghadapi orang sekitar yg memiliki mental illness.
BalasHapusiya nih kak memang orang -orang dan kita semua mungkin susah sekali mengatur kata-kata kadang tanpa sadar juga menyakiti orang lain.. aku juga pernah baper sama kata-kata orang sampe kepikiran banget hmmm.. tapi orang yang ngatain mungkin bisa tidur nyenyak yaa hehe
BalasHapusBener sekali kak banyak orang sekitar yang kadang mulutnya nggak bisa dijaga. Bukannya kasihan malah jadi omongan, padahal hal itu juga melukai keluarganya. Emang perlu banget ya min ada edukasi terhadap masyarakat
BalasHapusBener banget kak. Pengalaman saya sendiri nih, sering kali saat saya merasa mental saya sedang bermasalah selalu di anggap remeh oleh orang sekitar. Kata mereka "anak jaman sekarang kok udah stres stres an. Masalah kalian tidak sebanding dengan masalah kita dulu" perkataan seperti itu justru membuat saya semakin down untuk segala hal. Terkadang apa yang kita alami diremehkan, dan itu menjadi penyebab kita lebih memilih melukai diri kita sendiri atau mengunci diri di kamar. Ga sedikit perkataan orang sekitar dapat dilupakan begitu saja ya hehe
BalasHapus